Telpon: (0370) 643168 Email: -

Intervensi 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Upaya Mencegah Lahirnya Anak Stunting

INTERVENSI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DALAM

UPAYA MENCEGAH LAHIRNYA ANAK STUNTING

Oleh :

Baiq Dwi Hastuti, SH. (PKB Ahli Madya)


Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang menunjuk kepada Kepala BKKBN sebagai Ketua Pelaksana di Tingkat Pusat (Pasal 18 hurup b), akan berdampak pada adanya program kerja tambahan bagi BKKBN, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat lini lapangan. BKKBN yang merupakan lembaga pemerintah nonkementrian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana, selain harus berpacu dengan target-target program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana juga harus pula mengejar target penurunan angka stunting dari 27,67 persen menjadi 14 persen di tahun 2022. Sungguh merupakan tugas bersama yang tidak ringan.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badanya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.

Stunting umumnya disebabkan asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Gejala stunting jangka pendek  meliputi hambatan perkembangan penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental  dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit koroner, hipertensi dan esteoporosis.

Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagaian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.

Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kekurangan asupan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Hitungan 1000 hari disini sejak janin sampai anak berusia 2 tahun, permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun, atau yang biasa dikenal sebagai periode 1000.

Hari pertama kehidupan, merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.


PENGERTIAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Pengertian 1000 Hari Pertama kehidupan atau 1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari).

Pada periode inilah organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang 1000 HPK disebut juga sebagai periode emas (gold period) karena pada periode ini terjadi perkembangan yang sangat cepat se-sel otak dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Perkembangan otak ini hampir sempurna yaitu mencapai 80%, sehingga akan menentukan kualitas manusia di masa depan.

Priode kritis pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan organ tubuh bila terjadi malnutrion pada periode ini akibatnya berjangka panjang perubahan yang terjadi pada 1000 HPK bersifat permanen. Gizi yang baik pada periode ini akan menghasilkan SDM berkualitas.

Karena pertumbuhan linier optional (tidak stunting) perkembangan kognitif optimal (cerdas) resiko terjadinya penyakit tidak menular lebih rendah.

Asupan gizi selama 1000  HPK akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan sel-sel otak bayi. Apabila asupan gizi tidak mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, akibatnya terjadi ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal. Dalam keadaan yang lebih berat, kekurangan asupan gizi dapat  menyebabkan ganguan perkembangan otak, perkembangan morotik sensorik dan pertumbuhan badan yang sehat serta pembentukan sistem kekebalan tubuh anak.

Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30 % penurunan stunting.

Upaya pencegahan stunting setelah melewati periode 1000 HPK tidak banyak berguna lagi.


1000 HPK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN

Analisis dari penelitian kohor di lima negara memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan diusia 2 tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan SDM (Victora  et al, The Lancet’s Series on Maternal and Child Undernutrion 19 2. 2008).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1000 Hari Pertama kehidupan untuk mencegah lahirnya anak-anak stunting adalah sebagai berikut :

Intervensi gizi

Intervensi gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, merupakan suatu upaya perbaikan gizi apada kehamilan sampai anak usia 2 tahun. Asupan gizi yang tidak adekuat pada masa 1000 HPK ini akan, mempengaruhi tumbuh kembang dan dapat menyebabkan stunting pada anak, intervensi gizi pada 1000 HPK dapat dilakukan dengan sasaran sebagai berikut :

Sasaran Ibu hamil

Asupan gizi pada masa kehamilan adalah semua nutrisi yang di dapat bayi berasal dari ibu. Bayi “Memakan” apa yang dimakan ibu. Kebutuhan gizi akan meningkat pada fase kehamilan, khusunya energi, protein, beberapa vitamin dan mineral seperti zat besi, asam folat, kalsium serta nutrisi lain untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi, ibu hamil harus memperhatikan kualitas dan kualitas makanan yang dikonsumsinya karena dapat menentukan kesehatan seumur hidup seorang anak.termasuk faktor pencetus terhadap penyakit tertentu. Ibu hamil sebaiknya memakan makanan yang beragam bergizi seimbang dan aman untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat mengatasi kekurangan iodium.

Mengatasi kekurangan iodium, menanggulangi kecacingan pada ibu hamil serta melindungi ibu hamil dari Malaria merupakan upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah ibu hamil melahirkan bayi stunting.

Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 bulan

Sedangkan pada masa setelah kelahiran sampai dengan anak 2 tahun, perlu diperhatikan asupan gizi diantaranya inisiasi Menyusu Dini (IMD) Asi Eksklusif hingga usia 6 bulan, ASI diteruskan hingga anak dua tahun, dan makanan Pendamping ASI (MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan.

Sasaran ibu menyusui dan Anak Usia 7 – 23 bulan

Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI menyediakan obat cacing, menyediakan suplementasi zink, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan, memberikan perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi lengkap serta melakukan pencegahan dan pengobatan diare.

Stimulasi

Stimulasi harus dilakukan secara terus menerus dilakukan baik oleh orang tua maupun pengasuh, dalam suasana yang menyenangkan dan melibatkan sebanyak mungkin bentuk stimulasi. Stimulasi bisa berupa stimulasi visual (merangsang penglihatan anak dengan melakukan kontak mata, bermain dengan mainan berbagai warna), auditory (merangsang pendengaran dan bahasa anak dengan mengajaknya bicara), taktil ( merangsang sensor raba seperti dengan membelai anak) dan lainnya.

Pola Pengasuhan

Stunting  juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam memberi makan bayi dan balita.  Untuk mencegah sunting pola asuh yang baik dapat diterapkan mulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi  bagi remaja hingga para calon ibu untuk memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil, dengan pola penghasuhan yang baik maka kebutuhan kesehatan dan gizi, kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan stimulasi anak akan terpenuhi

Sanitasi dan akses air bersih

Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, akses sanitasi, dan air bersih, memiliki peran dalam pembentukan stunting. Selain itu, kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir perlu diterapkan untuk menjaga tubuh dari berbagai faktor penyebab stunting.

Perawatan Kesehatan

Anak yang sehat akan tercegah dari berbagai infeksi penyakit . bila anak terkena infeksi  akan mempengaruhi nafsu makan sehingga akan Mengganggu pemenuhan gizi anak  selain itu, untuk mencegah anak tertular penyakit infeksi anak perlu diberikan imunisasi.

Mencegah lahirnya anak-anak stunting perlu dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa, lebih rentan terhadap penyakit strategi penurunan stunting adalah pendekatan multisektor dan intervensi terintegrasi. Upaya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan diperlukan untuk mempercepat upaya menurunkan angka prevalensi stunting pada anak. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah uapaya pertama mencegah lahirnya stunting dengan mengoptimalkan tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan. Ayo bergerak bersama menuju Indonesia bebas stunting. (Dikutip dari berbagai sumber).